Kerugian pengelolaan rumah susun sewa (rusunawa) yang dialami oleh Perum Perumnas terus bergulir. Perumnas mengklaim harus bisa menanggung Rp 15 miliar setiap tahun untuk menalangi subsidi para penyewa.
Direktur Utama Perumnas Himawan Arief mengatakan, angka itu kemungkinan akan terus bertambah akibat biaya perawatan dan biaya operasi rusun yang telah dibangun perseroan. Besarnya tanggungan tersebut terjadi lantaran tarif sewa yang ditetapkan untuk penyewa masih rendah.
"Untuk pengelolaan rusun tarif sewanya tidak berubah, masih ada yang di bawah seratus ribu. Kalau untuk pengembalian investasi pasti merugi," ujar Himawan saat dihubungiKompas.com, Kamis (2/10/2014).
Himawan menuturkan, untuk menutupi kerugian pengelolaan itu, Perumnas mempertimbangkan akan menaikkan tarif sewa rusun. Namun, sebelum itu, dia perlu melakukan pendataan rusun yang perlu diperbaiki dan besaran biaya harus dikeluarkan. Dengan begitu, kenaikan tarifnya masih dilakukan dalam taraf wajar.
Selain menaikkan tarif, tambah Himawan, pihaknya juga akan memperbanyak minimarket retail di sekitar rusun.
"Menempatkan jenis-jenis toko seperti Alfamart, dan toko-toko lainnya akan diperbanyak," katanya.
Namun demikian, menurut Himawan, di tidak bisa serta merta mengizinkan toko-toko tersebut berdiri bebas. Pasalnya, lingkungan rusun merupakan fasilitas umum yang juga memiliki batasan tertentu.
posted by,
bit.ly/12oy4L
No comments:
Post a Comment